AKUNTANSI
INASIONAL
Artikel
Artikel
ANALISIS
PENGARUH FAKTOR INFORMASI AKUNTANSI DAN
NON AKUNTANSI TERHADAP INITIAL RETURN PADA PENAWARAN PERDANA SAHAM DI BURSA
EFEK INDONESIA
(Studi empiris perusahaan yang melakukan Intial Public Offering
pada periode 2008 s/d 2010)
Softskill
Softskill
Sharralisa
21208159/4EB02
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK 2012
I.
PENDAHULUAN
Indonesia
salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang terkena dampak krisis
ekonomi dan moneter, sangat merasakan dampaknya. Inflasi tinggi, harga-harga
melonjak naik, kegiatan ekonomi lesu dan hampir tidak ada yang mendapatkan
keuntungan. Akibatnya pemerintah kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
Investor banyak yang rugi, sehingga banyak yang menarik kembali investasinya di
Indonesia. Untuk merangsang kembali kegiatan perekonomian yang sempat lesu
akibat krisis, maka sejak tahun 2003 pemerintah menetapkan sebagai tahun
investasi, (kompas, 15 Desember 2003,
hal.15).
Investasi diartikan sebagai
komitmen untuk mengalokasikan sejumlah dana pada satu atau lebih asset yang
diharapkan akan mampu memberikan keuntungan di masa yang akan dating, (Bambang
:2009:2).
Saham merupakan salah satu
dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Dengan membeli
saham suatu perusahaan, berarti kita telah menginvestasikan dana dengan harapan
akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut.
Undang-undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Untuk dapat menjual sahamnya
di pasar modal, perusahaan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah
ditetapkan, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum diizinkan untuk
menjual sahamnya di pasar modal, sebagaimana tercantum dalam keputusan menteri
keuangan RI No. 859/KMK.01/1989 tentang emisi efek dibursa dan peraturan
tentang pelaksanaan emisi dan perdagangan saham yang tercantum dalam keputusan
BAPEPAM No. 011/PM/1987.
Kinerja
perusahaan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio
keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan 2 atau lebih data keuangan. Data
tersebut diambil dari angka-angka yang ada pada neraca dan laporan laba/rugi.
Setiap rasio keuangan digunakan untuk analisis yang berbeda, tergantung pada
tujuan dan kepentingannya. Untuk membuktikan perusahaan sudah berjalan dengan
baik setelah diukur menggunakan rasio keuangan, diperlukan indikator
pembanding. Indikator yang dipakai sebagai tolak ukur bisa dengan rasio
perusahaan sejenis atau rasio periode sebelumnya, (Arief:2008:51).
Total Assets Turnover (TAT) merupakan
rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dengan seluruh aktiva yang
digunakan dalam suatu periode. Rasio ini menunjukan kemampuan perputaran dana
yang tertanam dalam suatu perusahaan, (Miswanto:1998:90).
Net Profit Margin (NPM)
merupakan rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan
penjualan bersih untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang
menjadi laba setelah bunga dan pajak, (Miswanto:1998:94).
Return On Assets (ROA)
adalah rasio yang menghitung tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu
investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba, (Arief:2008:60).
Debt Ratio (DR) merupakan rasio yang membandingkan
jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio
ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin
hutang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah
rasio utang dari perusahaan yang diberikan kredit akan semakin besar tingkat
keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi, (Miswanto:1998:86).
Pemodal seringkali
memusatkan perhatian pada Earning Per
Share dalam melakukan analisis. Perlu memahami bagaimana EPS diperoleh dan
menunjukkan apa angka EPS tersebut. Angka EPS diperoleh dari laporan keuangan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan berdasarkan atas prinsip-prinsip
akuntansi yang umum diterima, (Suad:2005:328).
Auditor adalah seseorang
yang telah memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan pemeriksaan/audit atas
laporan keuangan perusahaan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi, (http://id.wikipedia.org/wiki/auditor).
Underwritter atau
penjamin emisi efek merupakan perusahaan sekuritas yang membuat kontrak dengan
emiten yang melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten tersebut. Underwritter merupakan pihak yang paling
banyak terlibat dalam membantu menerbitkan saham di pasar perdana,
(Tjiptono:2006:47).
Umur perusahaan emiten
menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan menjadi bukti
perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam
perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang
lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas
daripada yang baru saja berdiri.
Pasar primer
atau pasar perdana adalah pasar penjualan efek (saham atau obligasi) yang baru
ditawarkan pada publik. Pasar ini juga biasa disebut Initial Public Offering (IPO), dan umunya dibantu oleh underwritter (penjamin emisi efek) serta
profesi penunjang lainnya. Calon investor wajib mengisi formulir permohonan
pemesanan saham terlebih dahulu,
(Pandji:2001:25).
Penawaran saham perusahaan
kepada masyarakat untuk pertama kali dipasar modal dikenal dengan istilah Initial
Public Offering (IPO). IPO merupakan salah satu strategi manajemen
perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan harapan akan
menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Ketika akan melakukan IPO
perusahaan harus membuat perspektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan
oleh BAPEPAM. Informasi didalam prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu
informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah
laporan keuangan, sedangkan informasi non akuntansi adalah informasi penjamin
emisi, auditor, notaris, konsultan hukum, nilai penawaran saham, umur
perusahaan, persentase kepemilikan saham, ukuran perusahaan, standar deviasi,
dan control return. Kedua informasi ini sering digunakan sebagai bahan penelitian
untuk menganalisis return awal saham pada saat IPO, (Rika:2006).
Pada saat perusahaan
melakukan IPO, investor belum dapat mengetahui banyak informasi mengenai
perusahaan tersebut. Investor hanya memperoleh informasi dari prospektus yang
diterbitkan perusahaan sebelum melakukan penawaran perdana. Dari informasi
akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah investor dapat menganalisis
atau melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis atau
penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai
keputusan atau kesimpulan, (Dinah:2006).
Return awal (Initial Return) adalah return yang diperoleh dari aktiva di
penawaran perdana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali
didaftarkan di pasar sekunder. Pembelian aktiva, misalnya saham, di pasar
primer belum dapat dijual sampai aktiva tersebut terdaftar di pasar sekunder.
Setelah masuk di pasar sekunder, saham tersebut mulai diperdagangkan dalam
bentuk jual dan beli, (Jogiyanto:2000:33).
1.1 Rumusan Masalah
Dari uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang
masalah di atas, maka permasalahan pokok yang mendasari penelitian ini adalah
untuk:
1.
Apakah terdapat pengaruh TAT, NPM, ROA, DR, EPS, reputasi underwritter, reputasi auditor, dan umur perusahaan yang ditawarkan terhadap Initial Return pada
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010?
2. Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008 – 2010?
1.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari
rumusan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui pengaruh TAT, NPM, ROA, DR, EPS, reputasi underwritter, reputasi auditor, dan umur perusahaan yang ditawarkan terhadap Initial Return pada
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010.
2. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan
mempengaruhi Initial Return pada
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010.
II.
PEMBAHASAN
Menurut Pandji (2001) secara mudah, go public merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat
umum untuk pertama kalinya. Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit
pertama kalinya melakukan penjualan saham atau obligasi. Kegiatan ini disebut
sebagai pasar perdana (primary market).
Selanjutnya, pemegang saham ini dapat mentransaksikannya di pasar sekuder (secondary market). Pasar sekunder ini
dilakukan di bursa efek. Jadi, saham yang telah dijual ke masyarakat umum,
selanjutnya akan dicatatkan di bursa efek.
2.1 Pengertian
Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi adalah informasi
yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Informasi akuntansi sangat
penting bagi para investor dalam menilai suatu perusahaan yang akan go public. Informasi akuntansi terdapat
di dalam laporan keuangan pada suatu perusahaan, perbedaan harga penawaran
saham perdana diakibatkan oleh informasi yang berbeda antara investor dengan
emiten. Perbedaan harga tersebut dapat dihindarkan apabila investor dan emiten
memiliki informasi yang sama. Informasi yang lengkap memudahkan investor dalam
mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
Laporan keuangan dapat menyediakan informasi
kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap data keuangan perusahaan.
Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan dapat dikategorikan menjadi
dua kelompok pemakai yaitu pihak ekstern dan intern perusahaan. Pihak intern
perusahaan adalah mereka yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan
seperti pemimpin perusahaan. Pihak ekstern perusahaan adalah kelompok atau
orang–orang yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan
sehari–hari seperti pemerintah, karyawan, dan masyarakat umum.
Pemakai intern adalah manajemen perusahaan,
yang mencakup semua tingkatan manajemen dalam perusahaan yang bertanggung jawab
atas operasi, perencanaan dan pengawasan. Manajer perusahaan besar yang
terlibat dalam keputusan rutin membutuhkan informasi yang sama dengan pemilik
dalam perusahaan kecil. Kebutuhan informasi ini dipenuhi dengan laporan yang
tidak dipublikasikan didasarkan atas informasi yang disediakan melalui sistem
akuntansi keuangan.
Pemakai ekstern adalah kelompok atau
orang–orang yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan
sehari–hari. Pemakai ekstern menggunakan informasi dari laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan yang tidak bermaksud mengendalikan unit operasi
organisasi melainkan untuk mengevaluasi kondisi perusahaan. Jenis–jenis laporan
keuangan dan catatan atas laporan keuangan tersebut umumnya ditujukan untuk
pemakai ekstern perusahaan, agar pemakai laporan dapat memperoleh informasi
yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
Ada 3 (tiga) bentuk laporan keuangan yang
dapat memberikan informasi atas kinerja suatu perusahaan, yaitu neraca, laporan
laba/rugi, dan laporan perubahan modal. Neraca adalah salah satu laporan
keuangan dalam akuntansi yang menunjukkan keadaan keuangan secara sistematis
dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang,
modal pemilik perusahaan. Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan
dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau
rugi dalam satu periode akuntansi. Laporan perubahan modal adalah salah satu
laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau
berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba atau rugi yang diterima
oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi.
Pihak
internal membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu dalam pengendalian
operasi perusahaan dan pengelolaan berbagai sumber daya perusahaan.Sedangkan
pihak eksternal perusahaan membutuhkan informasi akuntansi tentang pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan emiten.
Prospektus berisikan informasi akuntansi
keuangan ditujukan oleh pihak eksternal yaitu investor, semakin banyak
informasi keuangan yang diperoleh oleh investor dan kreditor maka semakin
tinggi minat investor untuk membeli saham yang ditawarkan pada saat IPO.
Semakin banyak saham yang terjual berarti semakin banyak pula modal yang akan
diperoleh perusahaan. Banyaknya modal yang diserap perusahaan akan memudahkan
perusahaan beroperasi.
Prospektus
banyak memuat informasi–informasi keuangan yang berguna untuk mengambil
keputusan ekonomi dari alternatif–alternaatif yang tersedia bagi calon
investor. Rasio keuangan adalah salah satu analisis yang penting bagi investor
untuk mengambil keputusan membeli atau tidak saham perdana pada saat penawaran
saham perdana, seperti:
a.
Total Assets Turnover
(TAT)
TAT merupakan ukuran aktivitas perusahaan yang dapat dipergunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang ditanamkan. Aktivitas
perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dimasa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor
sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya.
Total Asset Turn Over
|
:
|
Penjualan
Bersih
Total Aktiva
|
b.
Net Profit Margin
(NPM)
Rasio profitabilitas digunakan untuk
mengukur sampai seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh
perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen
dalam mengelola perusahaan. NPM mengukur persentase laba
bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih perusahaan.
Net Profit Margin
|
:
|
Laba
Bersih Setelah Pajak
Penjualan Bersih
|
x
100%
|
c. Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang diperoleh
dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan
dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba.
Return On Assets
|
:
|
Laba
Bersih
Total Aktiva
|
d. Debt Ratio (DR)
Rasio yang membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang
dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian
aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
Debt Ratio
|
:
|
Total
Kewajiban
Total Aktiva
|
e.
Earning Per Share
(EPS)
Rasio
ini digunakan untuk menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap
saham yang di investasikan. EPS merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan jumlah saham biasa yang diterbitkan. EPS digunakan untuk
mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai
Buku perusahaan.
Earning per Share
|
:
|
Laba
Usaha
Jumlah Saham yang Diterbitkan
|
2.2 Pengertian Informasi
Non Akuntansi
Informasi non akuntansi adalah informasi
yang tidak terdapat dalam laporan keuangan. Informasi non akuntansi merupakan
informasi selain laporan keuangan seperti persentase penawaran saham, umur
perusahaan, reputasi underwritter,
reputasi auditor, tingkat inflasi, ekonomi makro, kebijakan pemerintah dan
kepemilikan pemerintah (BUMN).
Informasi
non akuntansi dalam suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan informasi
atau fakta material mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik,
yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui
oleh emiten atau perusahaan publik. Yang dimaksud dengan prospektus adalah buku
atau brosur dan cara penawaran penjualan efek melalui media lainnya yang memuat
keterangan–keterangan, antara lain tentang maksud dan syarat–syarat pengeluaran
efek, jumlah emisi serta besarnya pecahan, harapan usaha/produksi perushaan di
masa yang akan datang, keadaan keuangan dan lain sebagainya.
Informasi
non akuntansi yang disajikan dalam penelitian ini adalah reputasi underwriter, reputasi auditor, dan umur
perusahaan.
-
Reputasi Underwritter
Suatu
perusahaan yang memutuskan IPO akan menyewa perusahaan sekuritas yang bertindak
sebagai underwritter atau penjamin
emisi. Sebelum penempatan saham, underwritter
membantu perusahaan untuk menyusun prospektus dan memberikan penilaian yang
sesuai untuk penetapan harga saham di pasar perdana. Underwritter yang berpengalaman dan bereputasi baik akan dapat
mengorganisir IPO secara professional dan memberikan pelayanan yang lebih baik
kepada investor. Ini adalah salah satu indikator kamapanan dan keseriusan
perusahaan kepada investornya.
-
Reputasi Auditor
Suatu
perusahaan yang memutuskan IPO akan menyewa akuntan publik (auditor independen)
yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon
emiten. Auditor yang berpengalaman dan mempunyai reputasi yang sangat baik di
dunia akan dapat memberikan nilai tambah bagi para emiten dalam mengorganisir
sisi laporan keuangan secara professional.
-
Umur Perusahaan
Umur
perusahaan emiten menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan
menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis
yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai
kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih
banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri.
2.3 Perumusan Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran
hipotesis ini harus dibuktikan melalui penelitian, dan menganalisis data yang
terkumpul.
Berdasarkan permasalahan yang ada
dan tujuan yang ingin dicapai, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
Total Assets Turnover
(TAT)
TAT satu tahun sebelum perusahaan
melakukan IPO. Aktivitas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dimasa yang akan datang dan laba merupakan
informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya.
Pengukuran variabel TAT berpengaruh signifikan dengan initial return.
Berdasarkan hasil – hasil penelitian
sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H1: Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel TAT terhadap Initial
Return.
Net Profit Margin
(NPM)
Rasio
profitabilitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar tingkat
keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan
menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. NPM mengukur persentase laba bersih setelah pajak
terhadap penjualan bersih perusahaan. Pengukuran variabel NPM
berpengaruh signifikan dengan initial return.
Berdasarkan hasil–hasil penelitian
sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H2: Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel NPM terhadap Initial
Return
Return On Assets
(ROA)
ROA satu tahun sebelum perusahaan
melakukan IPO. Profitabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Dengan besarnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka
prospek perusahaan tersebut dimasa datang akan baik, sehingga informasi tersebut
berguna bagi investor untuk menanamkan dana di perusahaan yang mempunyai profitabilitas
tinggi.
Berdasarkan hasil–hasil penelitian
sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H3
:
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROA terhadap Initial Return.
Debt Ratio (DR)
Debt Ratio merupakan
rasio yang membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki
perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang
digunakan untuk menjamin hutang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang
rendah, sebab semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberikan kredit
akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi.
Berdasarkan hasil–hasil penelitian
sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H4
:
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Debt Ratio terhadap Initial Return.
Earning Per Share
(EPS)
Rasio ini digunakan untuk menghitung penghasilan bersih yang diperoleh
untuk setiap saham yang di investasikan. EPS merupakan perbandingan antara laba
bersih dengan jumlah saham biasa yang diterbitkan. EPS digunakan untuk
mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai
Buku perusahaan. Pengukuran variabel EPS
berpengaruh signifikan dengan initial return.
Berdasarkan hasil – hasil penelitian
sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H5: Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel EPS terhadap Initial
Return.
Reputasi Underwritter
Emiten
dan underwritter merupakan pihak yang
menentukan harga saham saat IPO. Underwritter
merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak informasi pasar modal,
sedangkan emiten merupakan pihak yang tidak mengetahui pasar modal. Dalam proses
IPO, underwritter bertanggungjawab
atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwritter berkewajiban untuk
membelinya. Bagi underwritter yang
belum mempunyai reputasi akan sangat hati–hati untuk menghindari risiko
tersebut. Untuk menghindari risiko, maka underwritter
menginginkan harga yang rendah. Bagi underwritter
yang memiliki reputasi tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula
sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel reputasi underwritter
terhadap initial return
Reputasi Auditor
Suatu
perusahaan yang memutuskan IPO akan menyewa akuntan publik (auditor independen)
yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon
emiten. Auditor yang berpengalaman dan mempunyai reputasi yang sangat baik di
dunia akan dapat memberikan nilai tambah bagi para emiten dalam mengorganisir
sisi laporan keuangan secara professional. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7: Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel reputasi auditor terhadap initial return
Umur Perusahaan
Perusahaan
yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman yang
diperoleh. Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan.
Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh
masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian
akan mengurangi adanya memperkecil ketidakpastian di masa mendatang.
Berdasarkan
hasil penelitian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H8: Diduga terdapat pengaruh yang
signifikan dari variabel umur perusahaan terhadap initial return
2.4Pengujian Hipotesis
2.4.1 Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari
variabel bebas yang terdiri dari Total Assets Turnover, Net Profit Margin,
Return On Assets, Debt Ratio, Earning Per Share, Reputasi Underwriter, Reputasi Auditor dan Umur Perusahaan terhadap
variabel terikat (Initial Return) secara parsial atau individual. Langkah –
langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut:
Merumuskan hipotesis nol
(Ho) bahwa X1, X2, X3, X4, X5,
X6, X7, X8 tidak mempunyai pengaruh terhadap Y,
melawan hipotesis tandingan (Ha1, Ha2, Ha3, Ha4,
Ha5, Ha6, Ha7, Ha8) bahwa X1,
X2, X3, X4, X5, X6, X7,
X 8 mempunyai pengaruh terhadap Y.
a. Menentukan hipotesis
i.
Ho :
variabel bebas (TAT, NPM, ROA, Debt Ratio,
EPS, Reputasi Underwritter, Reputasi
Auditor, dan Umur Perusahaan) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Initial Return) secara parsial atau
individual.
ii.
Ha1 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara TAT terhadap Initial Return.
iii.
Ha2 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara NPM terhadap Initial Return.
iv.
Ha3 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap Initial Return.
v.
Ha4 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt Ratio terhadap Initial
Return
vi.
Ha5 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap Initial Return.
vii.
Ha6 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Reputasi Underwritter terhadap Initial
Return.
viii.
Ha7 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Reputasi Auditor terhadap Initial Return.
ix.
Ha8 :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Umur Perusahaan terhadap Initial Return
b. Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5% (α) = 0.05 = 0.05/2 =
0.025; derajat kebebasan (df) = 30 – 1 = 29 dan pengujian satu sisi maka
diperoleh nilai tabel (α, df) = (0.025; 29) didapat sebesar 2.045
c. Ho diterima jika t hitung < 2.045 atau sig t > 0.05
d. Ho ditolak jika t hitung > 2.045 atau sig t < 0.05
Berikut ini adalah hasil
dari pengujian t dengan nilai t hitung seperti disajikan dalam tabel 4.7
berikut ini:
Tabel
Output
Coeficients
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
-344.359
|
781.218
|
-.441
|
.664
|
|||
TAT
|
-158.954
|
104.253
|
-.271
|
-1.525
|
.142
|
.671
|
1.490
|
|
NPM
|
-449.622
|
1484.087
|
-.054
|
-.303
|
.765
|
.664
|
1.505
|
|
ROA
|
13673.255
|
3666.179
|
.664
|
3.730
|
.001
|
.670
|
1.493
|
|
DR
|
1351.147
|
1119.031
|
.228
|
1.207
|
.241
|
.596
|
1.678
|
|
EPS
|
-7.582E-6
|
.000
|
-.110
|
-.711
|
.485
|
.883
|
1.133
|
|
UND
|
-279.746
|
510.731
|
-.096
|
-.548
|
.590
|
.692
|
1.445
|
|
AUDITOR
|
653.026
|
494.809
|
.230
|
1.320
|
.201
|
.697
|
1.434
|
|
UMUR
|
-9.596
|
15.492
|
-.105
|
-.619
|
.542
|
.744
|
1.344
|
|
a. Dependent Variable: IR
|
Sumber : Hasil Olah
Data SPSS
a.
Pengujian
terhadap Total Assets Turnover (TAT)
Hasil pengujian terhadap variabel TAT diperoleh nilai t hitung
-1.525 dengan sig. t sebesar
0.142 (sig. t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
alternative (Ha1) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Total Assets Turnover
(TAT) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
b.
Pengujian
terhadap Net Profit Margin (NPM)
Hasil pengujian terhadap
variabel NPM diperoleh nilai t hitung -0.303 dengan sig. t sebesar 0.765 (sig.
t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif
(Ha2) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Net Profit Margin (NPM) tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
c.
Pengujian
terhadap Return On Assets (ROA)
Hasil pengujian terhadap variabel Return On Assets (ROA) diperoleh
nilai t hitung sebesar 3.730 dengan sig. t sebesar 0.001 (sig. t < 0.05)
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha3) diterima.
Dengan diterimanya Ha3 berarti Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan
terhadap tingkat Initial Return.
d.
Pengujian
terhadap Debt Ratio
Hasil pengujian terhadap variabel Debt Ratio diperoleh nilai t
hitung sebesar 1.207 dengan sig. t sebesar 0.241 (sig. t > 0.05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha4) ditolak. Dengan
diterimanya Ho berarti Debt Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat
Initial Return.
e.
Pengujian
terhadap Earning Per Share (EPS)
Hasil pengujian terhadap variabel Earning Per Share (EPS)
diperoleh nilai t hitung sebesar -0.711 dengan sig. t sebesar 0.485 (sig. t
> 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha5)
ditolak. Denagn diterimanya Ho berarti Earning Per Share (EPS) tidak
berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
f.
Pengujian
terhadap Reputasi Underwriter (UND)
Hasil pengujian terhadap variabel Reputasi Underwriter diperoleh
nilai t hitung sebeasar -0.548 dengan
sig. t sebesar 0.590 (sig. t > 0.05)
sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha6) ditolak.
Dengan diterimanya Ho berarti Reputasi Underwriter tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat Initial Return.
g.
Pengujian
terhadap Reputasi Auditor
Hasil pengujian terhadap variabel Reputasi Auditor diperoleh nilai
t hitung sebesar 1.320 dengan sig. t sebesar 0.201 (sig.t > 0.05) sehingga
hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha7) ditolak. Dengan
diterimanya Ho berarti Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap
tingkat Initial Return.
h.
Pengujian
terhadap Umur Perusahaan (UMUR)
Hasil pengujian terhadap variabel Umur Perusahaan (UMUR) diperoleh
nilai t hitung sebesar -0.619 dengan sig. t sebesar 0.542 (sig.t > 0.05)
sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha7) ditolak.
Dengan diterimanya Ho berarti Umur Perusahaan (UMUR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat Initial Return.
2.4.2Uji Simultan (Uji F)
Untuk melakukan pengujian variabel bebas secara serentak
dilakukan dengan melakukan uji F. Uji ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya
pengaruh variabel bebas secara bersama–sama atau serentak terhadap variabel
terikat. Adapun langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a.
Menentukan
hipotesis Ho dan Ha
Ho : b1 = b2 = b3 = b4
= b5 = b6 = b7 = 0 artinya tidak ada pengaruh
yang signifikan secara serentak atau bersama–sama dari variabel bebas (TAT,
NPM, ROA, Debt Ratio, EPS, Reputasi Underwritter, Reputasi Auditor, dan Umur
Perusahaan) terhadap variabel terikat (Initial Return).
Ha8 = b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ b7 ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan secara serentak atau bersama–sama dari variabel
bebas (TAT, NPM, ROA, Debt Ratio,
EPS, Reputasi Underwritter, Reputasi
Auditor, dan Umur Perusahaan) terhadap variabel terikat (Initial Return).
b.
Dengan
menggunakan taraf nyata (α) = 0.05 ; derajat kebebasan (df) = V1 = k – 1 = 9 -1
= 8, V2 = n – k = 30 – 9 = 21 diperoleh nilai tabel (α ; V1 ; V2)
= (0.05 ; 8 ; 21), maka diperoleh
nilai F tabel sebesar 2.42.
c.
Kriteria
pengujian
Ho diterima apabila F hitung ≤ 2.42 atau sig. F > 0.05
Ho ditolak apabila F hitung > 2.42 atau sig. F < 0.05
Tabel dibwah ini merupakan
hasil dari Uji F yang menggunakan
program SPSS For Windows,
yaitu:
Tabel
Hasil Output Anova
ANOVAb
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
3.287E7
|
8
|
4108705.753
|
3.268
|
.014a
|
Residual
|
2.640E7
|
21
|
1257324.832
|
|||
Total
|
5.927E7
|
29
|
||||
a. Predictors: (Constant), UMUR, AUDITOR,
TAT, EPS, ROA, UND, NPM, DR
|
||||||
b. Dependent Variable: IR
|