Senin, 21 November 2011

IDE DAN PELUANG DALAM BERWIRAUSAHA

1. Ide Kewirausahaan

Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang mungkin terjadi dengan cara :

1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :

1. Resiko pasar atau persaingan

2. Resiko financial

3. Resiko teknik

Kreativiatas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan pengamatan secara terus menerus. Bagaimana ide bisa menjadi peluang? Jawaban atas pertanyaan ini, diantaranya :

1. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.

2. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru

3. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan

2. Sumber Peluang Potensial

Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan jasa riil. Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai berikut ;

1. Menciptakan produk baru dan berbeda

2. Mengamati pintu peluang

3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam

4. Menaksir biaya awal

5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi

3. Orientasi Eksternal dan Internal

Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi di dunia merangsang orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya - sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.

Orientasi Eksternal didapat dari :

  1. Konsumen
  2. Perusahaan yang sudah ada
  3. Saluran distribusi
  4. Pemerintah
  5. Penelitian dan Pengembangan

Orientasi Internal didapat dari :

Tiga Tahap penggunaan sumber daya – sumber daya internal yaitu :

1. Analisa konsep hingga bisa terdefinisi dengan jelas, termasuk penguraian masalah yang perlu dipecahkan

2. Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya

3. Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekkan

Proses inovasi :

1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan

2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep

3. Menguraikan masalah-masalah

4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan

5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan

6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang berhubungan

7. Mencari pemecahan sementara

8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati

9. Bergerak terus jika semuanya baik

10. Mencapai keberhasilan

4. Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru :

Ø Kebutuhan akan sumber penemuan

Ø Hobi atau kesenangan pribadi

Ø Mengamati kecenderungan-kecenderungan

Ø Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada

Ø Mengapa tidak terdapat ?

Ø Kegunaan lain dari barang-barang biasa

Ø Pemanfaat produk dari perusahaan lain

5. Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk :

Tahap Gagasan

Tahap Konsep

Tahap Pengembangan Produk

Tahap Uji Pemasaran

Tahap Komersialisasi

6. Produk Yang Sesuai Untuk Perusahaan Kecil

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan kecil untuk penciptaan suatu produk :

§ Untuk pemilihan produk, perusahaan harus memperhatikan pada sumber daya uang, tenaga kerja dan fasilitas yang dimiliki.

§ Pemilihan segmen pasar yang memungkinkan.

§ Untuk produk atau proses yang disuplai kepada perusahaan lain hendaknya sangat kecil volumenya sehingga tidak menarik minat para pelanggannya untuk memproduksinya sendiri.

§ Tingginya nilai tambah. Keuntungan harus lebih besar dari biaya.

§ Rentang waktu yang diperlukan untuk penyelesaian produk atau proses.

7. Arti Penting Orientasi Pemasaran

ü Penyebab gagalnya bisnis kecil adalah kurangnya penjualan dan kurangnya daya saing

ü Wirausahawan harus berorientasi konsumen

8. Matriks Produk – Pasar

5 langkah untuk merumuskan tujuan bauran produk – pasar :

v Pemeriksaan kecenderungan penting dalam lingkungan bisnis dari daerah produk – pasar.

v Pemeriksaan kecenderungan pertumbuhan dan kecenderungan keuntungan.

v Pemisahan bidang produk – pasar yang akan menarik ke depan maupun daerah yang akan tertarik.

v Pertimbangan mengenai kebutuhan atau diperlukannya tambahan produk atau daerah pasaran baru pada bauran.

v Derivasi profil bauran produk – pasar optimum namun realistis didasarkan pada kesimpulan yang dicapai pada langkah 1 sampai 4.

9. Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru

ü Kurangnya obyektivitas

ü Kurangnya kedekatan dengan pasar

ü Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai

ü Diabaikannya kebutuhan finansial

ü Kurangnya diferensiasi produk

ü Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai

Peluncuran usaha baru

Yang harus dilakukan oleh wirausahawan adalah :

Mempertahankan sikap obyektivitas dan selalu mencari gagasan bagi produk atau jasa

Dekat dengan segmen pasar yang ingin dimasuki

Memahami persyaratan teknis dari produk atau proses

Menelusuri secara mendetail kebutuhan finansial bagi pengembangan dan produksi

Mengetahui kendala hukum yang diterapkan pada produk atau jasa

Menjamin bahwa produk atau jasa menawarkan keuntungan tertentu yang membedakannya dari pesaing

Melindungi gagasan kreatif melalui hak paten, hak cipta, merek dagang dan merek jasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar