Rabu, 27 Juni 2012

Artikel Akuntansi

     AKUNTANSI INASIONAL
          Artikel
ANALISIS PENGARUH FAKTOR INFORMASI AKUNTANSI  DAN NON AKUNTANSI TERHADAP INITIAL RETURN PADA PENAWARAN PERDANA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi empiris  perusahaan yang melakukan Intial Public Offering pada periode 2008 s/d 2010) 
Softskill
gunadarma tercinta - we L.O.V.E margianti.jpg

 




         Sharralisa
    21208159/4EB02


UNIVERSITAS GUNADARMA
    DEPOK 2012

I.            PENDAHULUAN
Indonesia salah satu negara berkembang di Asia Tenggara yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter, sangat merasakan dampaknya. Inflasi tinggi, harga-harga melonjak naik, kegiatan ekonomi lesu dan hampir tidak ada yang mendapatkan keuntungan. Akibatnya pemerintah kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Investor banyak yang rugi, sehingga banyak yang menarik kembali investasinya di Indonesia. Untuk merangsang kembali kegiatan perekonomian yang sempat lesu akibat krisis, maka sejak tahun 2003 pemerintah menetapkan sebagai tahun investasi, (kompas, 15 Desember 2003, hal.15).
Investasi diartikan sebagai komitmen untuk mengalokasikan sejumlah dana pada satu atau lebih asset yang diharapkan akan mampu memberikan keuntungan di masa yang akan dating, (Bambang :2009:2).
Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti kita telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali saham tersebut.
Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Untuk dapat menjual sahamnya di pasar modal, perusahaan harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan, beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum diizinkan untuk menjual sahamnya di pasar modal, sebagaimana tercantum dalam keputusan menteri keuangan RI No. 859/KMK.01/1989 tentang emisi efek dibursa dan peraturan tentang pelaksanaan emisi dan perdagangan saham yang tercantum dalam keputusan BAPEPAM No. 011/PM/1987.
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan diperoleh dengan cara menghubungkan 2 atau lebih data keuangan. Data tersebut diambil dari angka-angka yang ada pada neraca dan laporan laba/rugi. Setiap rasio keuangan digunakan untuk analisis yang berbeda, tergantung pada tujuan dan kepentingannya. Untuk membuktikan perusahaan sudah berjalan dengan baik setelah diukur menggunakan rasio keuangan, diperlukan indikator pembanding. Indikator yang dipakai sebagai tolak ukur bisa dengan rasio perusahaan sejenis atau rasio periode sebelumnya, (Arief:2008:51).
Total Assets Turnover (TAT) merupakan rasio yang membandingkan antara penjualan bersih dengan seluruh aktiva yang digunakan dalam suatu periode. Rasio ini menunjukan kemampuan perputaran dana yang tertanam dalam suatu perusahaan, (Miswanto:1998:90).
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan bersih untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak, (Miswanto:1998:94).
Return On Assets (ROA) adalah rasio yang menghitung tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba, (Arief:2008:60).
Debt Ratio (DR) merupakan rasio yang membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberikan kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi, (Miswanto:1998:86).
Pemodal seringkali memusatkan perhatian pada Earning Per Share dalam melakukan analisis. Perlu memahami bagaimana EPS diperoleh dan menunjukkan apa angka EPS tersebut. Angka EPS diperoleh dari laporan keuangan keuangan yang disajikan oleh perusahaan berdasarkan atas prinsip-prinsip akuntansi yang umum diterima, (Suad:2005:328).
Auditor adalah seseorang yang telah memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan pemeriksaan/audit atas laporan keuangan perusahaan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi, (http://id.wikipedia.org/wiki/auditor).
Underwritter atau penjamin emisi efek merupakan perusahaan sekuritas yang membuat kontrak dengan emiten yang melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten tersebut. Underwritter merupakan pihak yang paling banyak terlibat dalam membantu menerbitkan saham di pasar perdana, (Tjiptono:2006:47).
Umur perusahaan emiten menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri.
Pasar primer atau pasar perdana adalah pasar penjualan efek (saham atau obligasi) yang baru ditawarkan pada publik. Pasar ini juga biasa disebut Initial Public Offering (IPO), dan umunya dibantu oleh underwritter (penjamin emisi efek) serta profesi penunjang lainnya. Calon investor wajib mengisi formulir permohonan pemesanan saham terlebih dahulu, (Pandji:2001:25).
Penawaran saham perusahaan kepada masyarakat untuk pertama kali dipasar modal dikenal dengan istilah Initial Public Offering (IPO). IPO merupakan salah satu strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan harapan akan menghasilkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Ketika akan melakukan IPO perusahaan harus membuat perspektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM. Informasi didalam prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi akuntansi dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan, sedangkan informasi non akuntansi adalah informasi penjamin emisi, auditor, notaris, konsultan hukum, nilai penawaran saham, umur perusahaan, persentase kepemilikan saham, ukuran perusahaan, standar deviasi, dan control return. Kedua informasi ini sering digunakan sebagai bahan penelitian untuk menganalisis return awal saham pada saat IPO, (Rika:2006).
Pada saat perusahaan melakukan IPO, investor belum dapat mengetahui banyak informasi mengenai perusahaan tersebut. Investor hanya memperoleh informasi dari prospektus yang diterbitkan perusahaan sebelum melakukan penawaran perdana. Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus itulah investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan, (Dinah:2006).
Return awal (Initial Return) adalah return yang diperoleh dari aktiva di penawaran perdana mulai dari saat dibeli di pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di pasar sekunder. Pembelian aktiva, misalnya saham, di pasar primer belum dapat dijual sampai aktiva tersebut terdaftar di pasar sekunder. Setelah masuk di pasar sekunder, saham tersebut mulai diperdagangkan dalam bentuk jual dan beli, (Jogiyanto:2000:33).

1.1 Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah disampaikan dalam latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pokok yang mendasari penelitian ini adalah untuk:
1.    Apakah terdapat pengaruh TAT, NPM, ROA, DR, EPS, reputasi underwritter, reputasi auditor, dan umur perusahaan yang ditawarkan terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010?
2.  Faktor apakah yang paling dominan mempengaruhi Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengaruh TAT, NPM, ROA, DR, EPS, reputasi underwritter, reputasi auditor, dan umur perusahaan yang ditawarkan terhadap Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010.
2.  Untuk mengetahui faktor yang paling dominan mempengaruhi Initial Return pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010.

   II.            PEMBAHASAN
Menurut Pandji (2001) secara mudah, go public merupakan penawaran saham atau obligasi kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya. Pertama kali disini berarti bahwa pihak penerbit pertama kalinya melakukan penjualan saham atau obligasi. Kegiatan ini disebut sebagai pasar perdana (primary market). Selanjutnya, pemegang saham ini dapat mentransaksikannya di pasar sekuder (secondary market). Pasar sekunder ini dilakukan di bursa efek. Jadi, saham yang telah dijual ke masyarakat umum, selanjutnya akan dicatatkan di bursa efek.

2.1 Pengertian Informasi Akuntansi
   Informasi akuntansi adalah informasi yang berasal dari laporan keuangan perusahaan. Informasi akuntansi sangat penting bagi para investor dalam menilai suatu perusahaan yang akan go public. Informasi akuntansi terdapat di dalam laporan keuangan pada suatu perusahaan, perbedaan harga penawaran saham perdana diakibatkan oleh informasi yang berbeda antara investor dengan emiten. Perbedaan harga tersebut dapat dihindarkan apabila investor dan emiten memiliki informasi yang sama. Informasi yang lengkap memudahkan investor dalam mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
   Laporan keuangan dapat menyediakan informasi kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan terhadap data keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan dapat dikategorikan menjadi dua kelompok pemakai yaitu pihak ekstern dan intern perusahaan. Pihak intern perusahaan adalah mereka yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan seperti pemimpin perusahaan. Pihak ekstern perusahaan adalah kelompok atau orang–orang yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan sehari–hari seperti pemerintah, karyawan, dan masyarakat umum.
   Pemakai intern adalah manajemen perusahaan, yang mencakup semua tingkatan manajemen dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas operasi, perencanaan dan pengawasan. Manajer perusahaan besar yang terlibat dalam keputusan rutin membutuhkan informasi yang sama dengan pemilik dalam perusahaan kecil. Kebutuhan informasi ini dipenuhi dengan laporan yang tidak dipublikasikan didasarkan atas informasi yang disediakan melalui sistem akuntansi keuangan.
   Pemakai ekstern adalah kelompok atau orang–orang yang tidak langsung berhubungan dengan operasi perusahaan sehari–hari. Pemakai ekstern menggunakan informasi dari laporan keuangan untuk pengambilan keputusan yang tidak bermaksud mengendalikan unit operasi organisasi melainkan untuk mengevaluasi kondisi perusahaan. Jenis–jenis laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan tersebut umumnya ditujukan untuk pemakai ekstern perusahaan, agar pemakai laporan dapat memperoleh informasi yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
   Ada 3 (tiga) bentuk laporan keuangan yang dapat memberikan informasi atas kinerja suatu perusahaan, yaitu neraca, laporan laba/rugi, dan laporan perubahan modal. Neraca adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukkan keadaan keuangan secara sistematis dari suatu perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang, modal pemilik perusahaan. Laporan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan apakah suatu perusahaan mengalami laba atau rugi dalam satu periode akuntansi. Laporan perubahan modal adalah salah satu laporan keuangan dalam akuntansi yang menggambarkan bertambahnya atau berkurangnya modal suatu perusahaan akibat dari laba atau rugi yang diterima oleh perusahaan tersebut dalam satu periode akuntansi.
   Pihak internal membutuhkan informasi akuntansi untuk membantu dalam pengendalian operasi perusahaan dan pengelolaan berbagai sumber daya perusahaan.Sedangkan pihak eksternal perusahaan membutuhkan informasi akuntansi tentang pengambilan keputusan yang berkaitan dengan hubungan mereka dengan emiten.
   Prospektus berisikan informasi akuntansi keuangan ditujukan oleh pihak eksternal yaitu investor, semakin banyak informasi keuangan yang diperoleh oleh investor dan kreditor maka semakin tinggi minat investor untuk membeli saham yang ditawarkan pada saat IPO. Semakin banyak saham yang terjual berarti semakin banyak pula modal yang akan diperoleh perusahaan. Banyaknya modal yang diserap perusahaan akan memudahkan perusahaan beroperasi.
            Prospektus banyak memuat informasi–informasi keuangan yang berguna untuk mengambil keputusan ekonomi dari alternatif–alternaatif yang tersedia bagi calon investor. Rasio keuangan adalah salah satu analisis yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan membeli atau tidak saham perdana pada saat penawaran saham perdana, seperti:
a.    Total Assets Turnover (TAT)
TAT merupakan ukuran aktivitas perusahaan yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang ditanamkan. Aktivitas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya.
Total Asset Turn Over
:
Penjualan Bersih
Total Aktiva

b.    Net Profit Margin (NPM)
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. NPM mengukur persentase laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih perusahaan.
Net Profit Margin
:
Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan Bersih
x 100%

c.    Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu investasi. Rasio ini dipakai untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber ekonomi yang ada, guna menciptakan laba.
Return On Assets
:
Laba Bersih
Total Aktiva



d.    Debt Ratio (DR)
Rasio yang membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang.
Debt Ratio
:
Total Kewajiban
Total Aktiva


e.    Earning Per Share (EPS)
Rasio ini digunakan untuk menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang di investasikan. EPS merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham biasa yang diterbitkan. EPS digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan.
Earning per Share
:
Laba Usaha
Jumlah Saham yang Diterbitkan

 2.2 Pengertian Informasi Non Akuntansi
Informasi non akuntansi adalah informasi yang tidak terdapat dalam laporan keuangan. Informasi non akuntansi merupakan informasi selain laporan keuangan seperti persentase penawaran saham, umur perusahaan, reputasi underwritter, reputasi auditor, tingkat inflasi, ekonomi makro, kebijakan pemerintah dan kepemilikan pemerintah (BUMN).
Informasi non akuntansi dalam suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan informasi atau fakta material mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik, yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten atau perusahaan publik. Yang dimaksud dengan prospektus adalah buku atau brosur dan cara penawaran penjualan efek melalui media lainnya yang memuat keterangan–keterangan, antara lain tentang maksud dan syarat–syarat pengeluaran efek, jumlah emisi serta besarnya pecahan, harapan usaha/produksi perushaan di masa yang akan datang, keadaan keuangan dan lain sebagainya.
Informasi non akuntansi yang disajikan dalam penelitian ini adalah reputasi underwriter, reputasi auditor, dan umur perusahaan.
-       Reputasi Underwritter
Suatu perusahaan yang memutuskan IPO akan menyewa perusahaan sekuritas yang bertindak sebagai underwritter atau penjamin emisi. Sebelum penempatan saham, underwritter membantu perusahaan untuk menyusun prospektus dan memberikan penilaian yang sesuai untuk penetapan harga saham di pasar perdana. Underwritter yang berpengalaman dan bereputasi baik akan dapat mengorganisir IPO secara professional dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada investor. Ini adalah salah satu indikator kamapanan dan keseriusan perusahaan kepada investornya.
-       Reputasi Auditor
Suatu perusahaan yang memutuskan IPO akan menyewa akuntan publik (auditor independen) yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten. Auditor yang berpengalaman dan mempunyai reputasi yang sangat baik di dunia akan dapat memberikan nilai tambah bagi para emiten dalam mengorganisir sisi laporan keuangan secara professional.
-       Umur Perusahaan
Umur perusahaan emiten menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan dan menjadi bukti perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis yang ada dalam perekonomian. Perusahaan yang beroperasi lebih lama mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menyediakan informasi perusahaan yang lebih banyak dan luas daripada yang baru saja berdiri.

2.3 Perumusan Hipotesis
                                Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran hipotesis ini harus dibuktikan melalui penelitian, dan menganalisis data yang terkumpul.
                        Berdasarkan permasalahan yang ada dan tujuan yang ingin dicapai, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Total Assets Turnover (TAT)
TAT satu tahun sebelum perusahaan melakukan IPO. Aktivitas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dimasa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Pengukuran variabel TAT berpengaruh signifikan dengan initial return.
Berdasarkan hasil – hasil penelitian sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H1: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel TAT terhadap Initial Return.

Net Profit Margin (NPM)
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar tingkat keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan. NPM mengukur persentase laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih perusahaan. Pengukuran variabel NPM berpengaruh signifikan dengan initial return.
Berdasarkan hasil–hasil penelitian sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H2: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel NPM terhadap Initial Return

Return On Assets (ROA)
ROA satu tahun sebelum perusahaan melakukan IPO. Profitabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan besarnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka prospek perusahaan tersebut dimasa datang akan baik, sehingga informasi tersebut berguna bagi investor untuk menanamkan dana di perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi.
Berdasarkan hasil–hasil penelitian sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel ROA terhadap Initial     Return.

 Debt Ratio (DR)
Debt Ratio merupakan rasio yang membandingkan jumlah total hutang dengan aktiva total yang dimiliki perusahaan. Dari rasio ini, kita dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Kreditur lebih menyukai rasio utang yang rendah, sebab semakin rendah rasio utang dari perusahaan yang diberikan kredit akan semakin besar tingkat keamanan yang didapat kreditur pada waktu likuidasi.
Berdasarkan hasil–hasil penelitian sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H4 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Debt Ratio terhadap Initial Return.

Earning Per Share (EPS)
Rasio ini digunakan untuk menghitung penghasilan bersih yang diperoleh untuk setiap saham yang di investasikan. EPS merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah saham biasa yang diterbitkan. EPS digunakan untuk mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Pengukuran variabel EPS berpengaruh signifikan dengan initial return.
Berdasarkan hasil – hasil penelitian sebelumnya, hipotesis dapat penulis rumuskan sebagai berikut:
H5: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel EPS terhadap Initial Return.

Reputasi Underwritter
Emiten dan underwritter merupakan pihak yang menentukan harga saham saat IPO. Underwritter merupakan pihak yang mengetahui atau memiliki banyak informasi pasar modal, sedangkan emiten merupakan pihak yang tidak mengetahui pasar modal. Dalam proses IPO, underwritter bertanggungjawab atas terjualnya saham. Apabila ada saham yang masih tersisa, maka underwritter berkewajiban untuk membelinya. Bagi underwritter yang belum mempunyai reputasi akan sangat hati–hati untuk menghindari risiko tersebut. Untuk menghindari risiko, maka underwritter menginginkan harga yang rendah. Bagi underwritter yang memiliki reputasi tinggi, mereka berani memberikan harga yang tinggi pula sebagai konsekuensi dari kualitas penjaminannya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H6: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel reputasi underwritter terhadap initial return

Reputasi Auditor
Suatu perusahaan yang memutuskan IPO akan menyewa akuntan publik (auditor independen) yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten. Auditor yang berpengalaman dan mempunyai reputasi yang sangat baik di dunia akan dapat memberikan nilai tambah bagi para emiten dalam mengorganisir sisi laporan keuangan secara professional. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H7: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel reputasi auditor terhadap initial return

Umur Perusahaan
Perusahaan yang sudah lama berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman yang diperoleh. Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan             demikian akan mengurangi adanya memperkecil ketidakpastian di masa mendatang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H8: Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel umur perusahaan terhadap initial return

2.4Pengujian Hipotesis
2.4.1 Uji Parsial (Uji t)
            Pengujian ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas yang terdiri dari Total Assets Turnover, Net Profit Margin, Return On Assets, Debt Ratio, Earning Per Share, Reputasi Underwriter,  Reputasi Auditor dan Umur Perusahaan terhadap variabel terikat (Initial Return) secara parsial atau individual. Langkah – langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut:
Merumuskan hipotesis nol (Ho) bahwa X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 tidak mempunyai pengaruh terhadap Y, melawan hipotesis tandingan (Ha1, Ha2, Ha3, Ha4, Ha5, Ha6, Ha7, Ha8) bahwa X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X 8 mempunyai pengaruh terhadap Y.
a.    Menentukan hipotesis
                                                              i.      Ho : variabel bebas (TAT, NPM, ROA, Debt Ratio, EPS, Reputasi Underwritter, Reputasi Auditor, dan Umur Perusahaan) tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Initial Return) secara parsial atau individual.
                                                            ii.      Ha1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara TAT terhadap Initial Return.
                                                          iii.      Ha2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara NPM terhadap Initial Return.
                                                          iv.      Ha3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap Initial Return.
                                                             v.      Ha4 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt Ratio terhadap Initial Return
                                                          vi.      Ha5 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap Initial Return.
                                                        vii.      Ha6 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Reputasi Underwritter terhadap Initial Return.
                                                      viii.      Ha7 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Reputasi Auditor terhadap Initial Return.
                                                          ix.      Ha8 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Umur Perusahaan terhadap Initial Return
b.   Dengan menggunakan taraf signifikan α = 5% (α) = 0.05 = 0.05/2 = 0.025; derajat kebebasan (df) = 30 – 1 = 29 dan pengujian satu sisi maka diperoleh nilai tabel (α, df) = (0.025; 29) didapat sebesar 2.045
c.    Ho diterima jika t hitung < 2.045 atau sig t > 0.05
d.   Ho ditolak jika t hitung > 2.045 atau sig t < 0.05

Berikut ini adalah hasil dari pengujian t dengan nilai t hitung seperti disajikan dalam tabel 4.7 berikut ini:
  Tabel
Output Coeficients
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
-344.359
781.218

-.441
.664


TAT
-158.954
104.253
-.271
-1.525
.142
.671
1.490
NPM
-449.622
1484.087
-.054
-.303
.765
.664
1.505
ROA
13673.255
3666.179
.664
3.730
.001
.670
1.493
DR
1351.147
1119.031
.228
1.207
.241
.596
1.678
EPS
-7.582E-6
.000
-.110
-.711
.485
.883
1.133
UND
-279.746
510.731
-.096
-.548
.590
.692
1.445
AUDITOR
653.026
494.809
.230
1.320
.201
.697
1.434
UMUR
-9.596
15.492
-.105
-.619
.542
.744
1.344
a. Dependent Variable: IR
Sumber : Hasil Olah Data SPSS
a.       Pengujian terhadap Total Assets Turnover (TAT)
Hasil pengujian terhadap variabel TAT diperoleh nilai t hitung -1.525 dengan sig. t             sebesar 0.142 (sig. t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternative (Ha1) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Total Assets Turnover (TAT) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
b.      Pengujian terhadap Net Profit Margin (NPM)
Hasil pengujian terhadap variabel NPM diperoleh nilai t hitung -0.303 dengan sig. t sebesar 0.765 (sig. t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha2) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
c.       Pengujian terhadap Return On Assets (ROA)
Hasil pengujian terhadap variabel Return On Assets (ROA) diperoleh nilai t hitung sebesar 3.730 dengan sig. t sebesar 0.001 (sig. t < 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha3) diterima. Dengan diterimanya Ha3 berarti Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
d.      Pengujian terhadap Debt Ratio
Hasil pengujian terhadap variabel Debt Ratio diperoleh nilai t hitung sebesar 1.207 dengan sig. t sebesar 0.241 (sig. t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha4) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Debt Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
e.       Pengujian terhadap Earning Per Share (EPS)
Hasil pengujian terhadap variabel Earning Per Share (EPS) diperoleh nilai t hitung sebesar -0.711 dengan sig. t sebesar 0.485 (sig. t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternatif (Ha5) ditolak. Denagn diterimanya Ho berarti Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
f.       Pengujian terhadap Reputasi Underwriter (UND)
Hasil pengujian terhadap variabel Reputasi Underwriter diperoleh nilai t hitung      sebeasar -0.548 dengan sig. t sebesar 0.590 (sig. t  > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha6) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Reputasi Underwriter tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
g.      Pengujian terhadap Reputasi Auditor
Hasil pengujian terhadap variabel Reputasi Auditor diperoleh nilai t hitung sebesar 1.320 dengan sig. t sebesar 0.201 (sig.t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha7) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Reputasi Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.
h.      Pengujian terhadap Umur Perusahaan (UMUR)
Hasil pengujian terhadap variabel Umur Perusahaan (UMUR) diperoleh nilai t hitung sebesar -0.619 dengan sig. t sebesar 0.542 (sig.t > 0.05) sehingga hipotesis nol (Ho) diterima dan Hipotesis alternatif (Ha7) ditolak. Dengan diterimanya Ho berarti Umur Perusahaan (UMUR) tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat Initial Return.

2.4.2Uji Simultan (Uji F)
            Untuk melakukan pengujian variabel bebas secara serentak dilakukan dengan melakukan uji F. Uji ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh variabel bebas secara bersama–sama atau serentak terhadap variabel terikat. Adapun langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:
a.         Menentukan hipotesis Ho dan Ha
Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara serentak atau bersama–sama dari variabel bebas (TAT, NPM, ROA, Debt Ratio, EPS, Reputasi Underwritter, Reputasi Auditor, dan Umur Perusahaan) terhadap variabel terikat (Initial Return).
Ha8 = b1 ≠ b2 ≠ b3  ≠ b4  ≠ b5  ≠ b6  ≠ b7  ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan secara        serentak atau bersama–sama dari variabel bebas (TAT, NPM, ROA, Debt Ratio, EPS, Reputasi Underwritter, Reputasi Auditor, dan Umur Perusahaan) terhadap variabel terikat (Initial Return).
b.        Dengan menggunakan taraf nyata (α) = 0.05 ; derajat kebebasan (df) = V1 = k – 1 = 9 -1 = 8, V2 = n – k = 30 – 9 = 21 diperoleh nilai tabel (α ; V1 ; V2) = (0.05 ; 8 ; 21), maka         diperoleh nilai F tabel sebesar 2.42.
c.         Kriteria pengujian
       Ho diterima apabila F hitung ≤ 2.42 atau sig. F > 0.05
       Ho ditolak apabila F hitung > 2.42 atau sig. F < 0.05

Tabel dibwah ini merupakan hasil dari Uji F yang menggunakan
program SPSS For Windows, yaitu:
Tabel
Hasil Output Anova
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
3.287E7
8
4108705.753
3.268
.014a
Residual
2.640E7
21
1257324.832


Total
5.927E7
29



a. Predictors: (Constant), UMUR, AUDITOR, TAT, EPS, ROA, UND, NPM, DR
b. Dependent Variable: IR